Cara Implementasi Mastery Learning

Cara Implementasi Mastery Learning – Model pembelajaran Pembelajaran Berbasis Penguasaan merupakan pendekatan yang diciptakan untuk menjamin bahwa setiap siswa dapat mencapai tingkat penguasaan yang tinggi dalam suatu materi sebelum melanjutkan ke materi selanjutnya. Konsep ini berdasarkan dari pemikiran bahwa setiap individu memiliki potensi untuk mempelajari dan mengerti materi, asalkan mereka diberi waktu dan dukungan yang memadai. Artikel ini akan membahas konsep dasar, prinsip-prinsip, dan cara penerapan Model Pembelajaran Mastery Learning dalam pendidikan.

Konsep Dasar Mastery Learning

Mastery Learning diciptakan oleh Benjamin Bloom pada tahun 60-an. Bloom percaya bahwa siswa dapat mencapai penguasaan penuh terhadap suatu materi jika mereka diberikan kesempatan untuk belajar dan berlatih tanpa batasan waktu. Dalam pendekatan ini, siswa diharapkan untuk memahami konsep-konsep dasar sebelum melanjutkan ke tingkat yang lebih kompleks.

Dalam konteks ini, “penguasaan” merujuk pada kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi yang berbeda. Model ini mengutamakan bahwa keberhasilan dalam pembelajaran tidak hanya diukur oleh kemampuan awal siswa, tetapi juga oleh waktu yang mereka investasikan untuk belajar dan kualitas instruksi yang diterima.

Prinsip-Prinsip Mastery Learning

1. Kecepatan Belajar yang Berbeda

Setiap siswa memiliki kecepatan belajar yang berbeda. Mastery Learning menghargai perbedaan ini dan memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk mempelajari sesuai dengan kecepatan mereka sendiri.

2. Keterlibatan Aktif Siswa

Siswa didorong untuk terlibat dalam proses belajar. Mereka tidak hanya menerima informasi, tetapi juga ikut serta dalam aktivitas yang memfasilitasi pemahaman mereka terhadap materi.

3. Umpan Balik yang Konsisten

Umpan balik yang konstruktif dan teratur sangat penting dalam Mastery Learning. Siswa perlu memahami seberapa baik mereka menguasai materi dan area mana yang perlu diperbaiki.

4. Pengulangan dan Praktik

Mastery Learning memberikan kesempatan siswa untuk mengulang materi yang belum mereka kuasai. Dengan cara ini, siswa memiliki kesempatan untuk belajar kembali dan memperdalam pemahaman mereka.

5. Penilaian Formatif

Penilaian dalam Model Pembelajaran ini lebih mengarah pada formatif. Ini berarti penilaian dilakukan secara kontinu untuk membantu siswa mengetahui perkembangan mereka dan aspek yang perlu ditingkatkan.

Implementasi Mastery Learning

Untuk menerapkan Model Pembelajaran Mastery Learning, berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti oleh pendidik:

1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran: Tentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan dapat diukur untuk setiap topik atau materi yang akan dipelajari. Pastikan bahwa tujuan ini dapat diraih oleh semua siswa.

2. Rencanakan Strategi Pengajaran: Rencanakan strategi pengajaran yang beragam untuk mendukung berbagai gaya belajar siswa. Gunakan berbagai metode, seperti diskusi, proyek, dan belajar berbasis masalah.

3. Beri Waktu yang Cukup: Berikan siswa waktu yang memadai untuk mempelajari dan berlatih sebelum penilaian dilakukan. Pastikan mereka memiliki kesempatan untuk mengulangi materi yang belum dikuasai.

4. Berikan Umpan Balik: Berikan umpan balik yang berguna setelah penilaian. Bantu siswa untuk mengetahui kesalahan mereka dan berikan masukan untuk peningkatan.

5. Lakukan Penilaian Ulang: Siswa yang belum mencapai penguasaan dapat diberikan kesempatan untuk mengikuti penilaian ulang setelah mereka belajar kembali materi yang belum dimengerti.

6. Gunakan Teknologi: Manfaatkan teknologi pendidikan, seperti platform e-learning, untuk menyediakan materi tambahan dan latihan bagi siswa. Ini juga dapat membantu siswa mempelajari secara mandiri.

Kelebihan dan Tantangan Mastery Learning

Kelebihan

– Meningkatkan Pemahaman: Model ini berkontribusi siswa untuk benar-benar menguasai materi sebelum melanjutkan ke tingkat berikutnya, sehingga memperkuat kemampuan mereka untuk menerapkan pengetahuan.

– Mendorong Kemandirian: Siswa belajar untuk mengatur waktu dan proses belajar mereka sendiri, yang dapat membangun kemandirian dalam proses belajar.

– Meningkatkan Motivasi: Dengan kesempatan dan peluang untuk memperbaiki, siswa merasa lebih terdorong untuk mempelajari dan menguasai materi.

Tantangan

– Waktu yang Diperlukan: Proses pembelajaran yang lebih panjang mungkin tidak sesuai dengan kurikulum yang ketat dan waktu yang singkat.

– Penerapan di Kelas Besar: Implementasi Mastery Learning di kelas besar bisa menjadi tantangan, karena sulit untuk memberikan fokus individual kepada setiap siswa.

– Kesiapan Guru: Tidak semua guru mungkin siap untuk menerapkan pendekatan ini, dan mereka memerlukan pendidikan serta dukungan yang memadai.

Kesimpulan

Model Pembelajaran Mastery Learning menawarkan pendekatan yang efektif untuk menjamin bahwa setiap siswa dapat paham materi pembelajaran. Dengan fokus pada penguasaan konsep, umpan balik yang berguna, dan peluang untuk belajar dengan kecepatan masing-masing, model ini dapat memperbaiki hasil belajar siswa. Meskipun ada hambatan dalam implementasinya, penerapan prinsip-prinsip Mastery Learning dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung dan menyokong.

Sumber: Padamu Net – Konsep Model Pembelajaran Mastery Learning yang Terstruktur

Tinggalkan komentar